Monday, March 4, 2013

ANTARA PANDORA DAN HAWA



Berikut ini dikemukakan uraian ringkas tentang kemiripan ide dasar di balik dua narasi kuno yang termasyur tentang wanita pertama. Kedua cerita adalah tentang Pandora dan Hawa. Kisah Pandora muncul pada masyarakat Yunani Kuno. Kisah Hawa (Eve) muncul pada masyarakat Israel Kuno.


1. Sebagai manusia wanita pertama

Di dalam keyakinan masyarakat Yunani Kuno, Pandora merupakan wanita pertama yang muncul di dunia.[1] Sebelum keberadaan Pandora, hanya ada manusia laki-laki. Orang Yunani percaya bahwa manusia pertama, yang juga laki-laki, adalah Erikhthonios, sebagaimana dikisahkan di dalam cerita autokhthon.[2]

Pada cerita masyarakat Israel, Adam adalah manusia pertama sekaligus laki-laki pertama. Setelah Tuhan menciptakan alam dan isinya, Tuhan menciptakan manusia. Adam diciptakan sebagai seorang pria yang sendirian tanpa manusia yang lain. Adam adalah manusia pertama dan seorang diri.

Bedanya, manusia laki-laki pertama Yunani (pada cerita autokhthon) dilahirkan oleh bumi, sedangkan Adam diciptakan dari tanah oleh Tuhan. Meski bahan dasarnya sama, yakni tanah bumi, namun terdapat perbedaan proses kemunculan manusia laki-laki pertama pada cerita tentang Erikhthonios dan Adam.

Sementara itu, sosok Hawa diyakini sebagai wanita pertama yang diciptakan, namun berbeda dari Adam dalam bahan dasarnya. Adam diciptakan dari tanah oleh Tuhan.[3] Sedangkan Hawa tidak diciptakan dari tanah, melainkan diciptakan dari tulang rusuk Adam.[4] Hawa diciptakan dari bagian tubuh Adam, yakni dari tulang rusuk Adam.

Dengan demikian, Pandora dan Hawa sama-sama dikisahkan sebagai manusia wanita pertama. Sebelum keberadaan Pandora dan Hawa, hanya ada manusia laki-laki.


2. Sebagai objek penyerta

Pada mulanya, Pandora diciptakan sebagai alat untuk membalas kemarahan Zeus pada Prometheus (Titan)[5] dan manusia. Manusia, yang masih merupakan “ras laki-laki” sebelum diciptakannya Pandora, perlu dihukum oleh Zeus karena dianggap telah terlibat perkomplotan dengan Prometheus, yakni menerima api curian yang dibawa oleh Prometheus.

Zeus marah ketika melihat manusia memiliki api. Api tersebut adalah hasil pemberian Promotheus yang dicuri dari Zeus.[6] Zeus marah, menghukum Prometheus, dan merencanakan suatu keburukan pada manusia sebagai hukuman karena telah menerima api dari Prometheus. Zeus kemudian memerintahkan Hefaestos untuk menciptakan manusia wanita dari tanah liat yang akan digunakan sebagai alat menghukum manusia. Wanita yang diciptakan ini adalah Pandora.

Sementara itu, Hawa diciptakan untuk menemani Adam, yakni manusia laki-laki pertama yang lebih dahulu ada, agar Adam tidak kesepian. Adam sebaiknya memiliki teman yang akan membantunya. Hawa diciptakan kemudian setelah Adam dalam rangka untuk menemani dan membantu Adam. 

Keyakinan agama-agama Ibrahim bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam merupakan salah satu bahan sandaran argumentasi bahwa Hawa diciptakan untuk mendampingi Adam, sebagaimana letak tulang rusuk yang terletak di samping. Selain itu, dapat pula berarti bahwa Hawa diciptakan untuk menjadi objek kesenangan Adam.

Pandora dan Hawa diciptakan tidak untuk diri mereka sendiri. Tujuan diciptakannya Pandora dan Hawa bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk kepuasan ataupun kesenangan pihak lain. Pandora dan Hawa diciptakan sebagai penyerta.


3. Sebagai pembawa petaka

Sebelum penciptaan Pandora, manusia hidup harmonis dengan para Tuhan (Dewa dan Dewi). Setelah Zeus marah dikarenakan Prometheus memberi api pada manusia, maka keharmonisan akan segera berakhir. Zeus memerintahkan Hefaestos untuk menciptakan Pandora dari tanah liat. Zeus mempersiapkan alat untuk dapat membalas perbuatan Prometheus. Tuhan-tuhan yang lain memberi Pandora kecantikan, pesona, keanggunan, dan kecerdikan yang lebih. Para Tuhan memberi atau memperlangkapi Pandora dengan segala kelebihan, keanggunan, dan pesona.

Atas perintah Zeus, Pandora juga dibekali kendi tertutup (pithos yang berarti semacam kendi besar, kemudian diterjemahkan ke Bahasa Latin menjadi pyxis yang berarti "kotak") untuk dibawa ke bumi dan melarangnya untuk membuka kendi tesebut. Kendi tersebut berisi petaka bagi umat manusia. 

Prometheus menolak Pandora, namun saudaranya, Epimetheus, menerima Pandora sebagai istri. Setelah menikah, Pandora membuka kendi tersebut (kemudian disebut Kotak Pandora), dan dari dalam kendi tersebut kemudian berhamburan segala penyakit (petaka) ke seluruh pelosok bumi, yang mengakibatkan kesengsaraan manusia. Namun, di dalam kendi tersebut masih tersisa satu isi yang tidak keluar, yakni “harapan” dan harapan ini akan menolong umat manusia. Pandora dan Kotak Pandora pada mulanya seolah merupakan hadiah yang terlihat bernilai, namun ternyata merupakan sumber masalah.

Pada kisah Adam dan Hawa, selama tinggal di Taman Surga (Taman Eden), Tuhan memberi segala kenikmatan bagi mereka. Namun Tuhan melarang Adam dan Hawa memakan satu macam buah, atau satu macam pohon. Oleh karena godaan ular (atau iblis?), maka Hawa memakan buah terlarang tersebut. Demikian juga, Adam memakan buah terlarang tersebut. 

Tuhan murka dengan perbuatan Adam dan Hawa yang telah melanggar larangan untuk memakan buah terlarang. Tuhan menetapkan sejak saat itu Adam harus bekerja untuk dapat menuhi kebutuhan hidup. Hal ini berbeda dari keadaan sebelumnya di Taman Surga ketika Adam dan Hawa tidak perlu bekerja untuk makan dan minum. Setelah memakan buah terlarang yang merupakan larangan Tuhan, maka Adam dikeluarkan dari Taman Surga dan dihukum untuk bekerja demi melangsungkan hidupnya.

Hawa adalah pihak yang mengajak Adam untuk memakan buah terlarang. Hawa sendiri dibujuk oleh ular (serpent). Hawa yang pada awalnya dianggap pendamping Adam, pada perkembangannya kemudian menjadi pembujuk Adam untuk melanggar larangan Tuhan. Hawa merupakan pembawa masalah.

Pandora dan Hawa diposisikan sebagai pembawa petaka. Kedatangan Pandora dan Hawa mengakibatkan keadaan enak menjadi tidak enak. Kedatangan Pandora dan Hawa disertai kedatangan hukuman bagi manusia.


4. Pelanggaran sebagai asal mula epistemologis

Pelanggaran yang dilakukan manusia adalah menerima api pemberian Prometheus. Perbuatan ini dianggap sebagai persengkongkolan antara manusia dengan Prometheus. Namun berkat kepemilikan api tersebut, manusia memiliki pengetahuan. Api yang dibawa oleh Prometheus merupakan simbol dari pengetahuan. Manusia menerima api yang dibawa Prometheus. Manusia belajar tentang kegunaan api dari Prometheus. Manusia menjadi memiliki pengetahuan. 

Namun sebagai akibat dari dimilikinya pengetahuan oleh manusia, maka manusia dihukum untuk hidup dengan bekerja keras. Zeus menghukum manusia (laki-laki), yakni harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebelum peristiwa diberikannya api oleh Prometheus kepada manusia, atau ketika manusia belum memiliki pengetahuan, manusia masih hidup tenang, bebas dari kejahatan, kerja keras, dan penyakit ganas.

Perubahan keadaan pada Adam dan Hawa adalah ketika mereka memakan buah terlarang. Setelah memakan buah terlarang, Adam dan Hawa memiliki pengetahuan. Kepemilikan pengetahuan tersebut disimbolkan melalui perbuatan Adam dan Hawa yang berpakaian. Mereka memiliki pengetahuan tentang baik dan buruk ketika tidak berpakaian dan berpakaian.

Buah terlarang merupakan simbol dari pengetahuan. Setelah Adam dan Hawa makan buah terlarang, mereka kemudian memiliki pengetahuan, namun kemudian dihukum oleh Tuhan, yakni diusir keluar dari Taman Surga dan diharuskan bekerja untuk melangsungkan kehidupan. Tuhan menghilangkan segala kenikmatan Taman Surga yang sebelumnya dimiliki Adam dan Hawa.

Pelanggaran yang dilakukan oleh Adam dan Hawa telah membuat mereka berdua memiliki pengetahuan, meski berdampak pada jatuhnya hukuman dari Tuhan. Mereka disebut “jatuh”, namun pada saat yang bersamaan juga dapat dikatakan “naik”. Mereka “naik” karena berada pada taraf memiliki pengetahuan. Manusia bergerak dari keadaan alam ke keadaan kebudayaan. Manusia yang semula “tidak tahu” kemudian menjadi “tahu”.

Api yang diberikan Prometheus kepada manusia, dan buah terlarang yang dimakan Adam dan Hawa merupakan pengetahuan. Manusia untuk pertama kalinya memiliki pengetahuan, namun pada saat yang bersamaan mereka harus meninggalkan kenikmatan hidup yang telah dijalani sebelum datangnya pengetahuan tersebut. Kehidupan tenang dan Taman Surga harus ditinggalkan oleh manusia ketika mereka berhasil memiliki pengetahuan.


Penutup

Cerita Pandora dan Hawa diawali tidak di dalam fungsi prokreasi atau tidak di dalam rangka membuat keturunan. Pandora dan Hawa diposisikan sebagai pihak yang menyertai manusia laki-laki pertama, namun sekaligus sebagai pihak pembawa petaka.

Cerita Pandora dan Hawa merupakan produk intelektual dari suatu masyarakat di jaman dan tempat tertentu dengan cara hidup tertentu. Perspektif patriarki yang ada di dalam jalan cerita Pandora dan Hawa merupakan refleksi keadaan masyarakat di mana kedua narasi tersebut muncul. Cerita Pandora dan Hawa juga memuat cerita tentang asal mula pengetahuan yang dimiliki manusia, serta konsekwensi-konsekwensi yang diterima manusia setelah mereka memiliki pengetahuan.***

Catatan:


[1] Menurut kepercayaan orang-orang Yunani Kuno, sebelum kedatangan Pandora, manusia berupa asexual, yakni tidak terbedakan secara sex, meski istilah “pria/male” dipakai.
[2] Cerita autokhton berkisah tentang asal-usul bangsa Yunani. Suatu ketika, Athena (Dewi/ Tuhan wanita) meminta pada Hefaestos (Tuhan tukang) untuk membuat senjata. Hefaestos menyetujui karena ia suka pada Athena. Ketika Athena berkunjung ke tempat kerja Hefaestos, Athena dirayu oleh Hefaestos. Athena menolak. Air mani Hefaestos jatuh ke bumi, ke tanah. Tanah di bumi yang terkena tetesan air mani Hefaestos kemudian berubah menjadi anak laki-laki yang bernama Erikhthonios, dan Erikhtonios ini dipercaya sebagai leluhur bangsa Yunani Kuno.
[3] Masyarakat Israel  dengan keyakinan Ibrahimik berpandangan monoteis sehingga tuhan monoteis melakukan sendiri semua kekuasaan. Meski demikian, terdapat malaikat-malaikat yang membantu tuhan, misalnya untuk urusan penyampaian wahyu kepada manusia, atau untuk mencabut nyawa manusia.
[4] Beberapa penelitian menyatakan bahwa telah terjadi proses peminjaman mitos-mitos milik bangsa Sumeria oleh bangsa Israel pada jaman dahulu, termasuk tentang persoalan penterjamahan kisah Hawa sebagai diciptakan dari tulang rusuk Adam.
[5] Prometheus merupakan Titan yang dianggap sebagai pejuang untuk umat manusia. Prometheus mengajari manusia tentang kegunaan api, juga mengajari tentang astronomi, kesehatan, navigasi, pengerjaan logam, arsitektur, dan penulisan.
[6] Zeus menyembunyikan cara membuat api setelah ditipu oleh Prometheus ketika disuruh memilih bingkisan tulang sapi. Prometheus kemudian mencuri api yang disembunyikan tersebut, dan diberikan pada manusia.