Berikut ini dikemukakan uraian ringkas tentang kemiripan ide dasar di balik dua
narasi kuno yang termasyur tentang wanita pertama. Kedua cerita adalah tentang
Pandora dan Hawa. Kisah Pandora muncul pada masyarakat Yunani Kuno. Kisah Hawa
(Eve) muncul pada masyarakat Israel Kuno.
1.
Sebagai manusia wanita pertama
Di dalam keyakinan
masyarakat Yunani Kuno, Pandora merupakan wanita pertama yang muncul
di dunia.[1] Sebelum
keberadaan Pandora, hanya ada manusia laki-laki. Orang Yunani percaya bahwa
manusia pertama, yang juga laki-laki, adalah Erikhthonios, sebagaimana
dikisahkan di dalam cerita autokhthon.[2]
Pada cerita masyarakat Israel, Adam adalah manusia pertama sekaligus laki-laki pertama. Setelah Tuhan
menciptakan alam dan isinya, Tuhan menciptakan manusia. Adam diciptakan sebagai
seorang pria yang sendirian tanpa manusia yang lain. Adam adalah manusia
pertama dan seorang diri.
Bedanya, manusia laki-laki
pertama Yunani (pada cerita autokhthon) dilahirkan oleh bumi,
sedangkan Adam diciptakan dari tanah oleh Tuhan. Meski bahan dasarnya sama,
yakni tanah bumi, namun terdapat perbedaan proses kemunculan manusia laki-laki
pertama pada cerita tentang Erikhthonios dan Adam.
Sementara itu, sosok Hawa diyakini sebagai wanita pertama yang diciptakan, namun
berbeda dari Adam dalam bahan dasarnya. Adam diciptakan dari tanah oleh Tuhan.[3] Sedangkan
Hawa tidak diciptakan dari tanah, melainkan diciptakan dari tulang rusuk Adam.[4] Hawa
diciptakan dari bagian tubuh Adam, yakni dari tulang rusuk Adam.
Dengan demikian, Pandora
dan Hawa sama-sama dikisahkan sebagai manusia wanita pertama. Sebelum
keberadaan Pandora dan Hawa, hanya ada manusia laki-laki.
2.
Sebagai objek penyerta
Pada mulanya, Pandora
diciptakan sebagai alat untuk membalas kemarahan Zeus pada Prometheus (Titan)[5] dan
manusia. Manusia, yang masih merupakan “ras laki-laki” sebelum diciptakannya
Pandora, perlu dihukum oleh Zeus karena dianggap telah terlibat perkomplotan
dengan Prometheus, yakni menerima api curian yang dibawa oleh Prometheus.
Zeus marah ketika melihat
manusia memiliki api. Api tersebut adalah hasil pemberian Promotheus yang
dicuri dari Zeus.[6] Zeus
marah, menghukum Prometheus, dan merencanakan suatu keburukan pada manusia
sebagai hukuman karena telah menerima api dari Prometheus. Zeus kemudian
memerintahkan Hefaestos untuk menciptakan manusia wanita dari tanah liat yang
akan digunakan sebagai alat menghukum manusia. Wanita yang diciptakan ini
adalah Pandora.
Sementara itu, Hawa
diciptakan untuk menemani Adam, yakni manusia laki-laki pertama yang lebih
dahulu ada, agar Adam tidak kesepian. Adam sebaiknya memiliki teman yang akan
membantunya. Hawa diciptakan kemudian setelah Adam dalam rangka untuk menemani
dan membantu Adam.
Keyakinan agama-agama
Ibrahim bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam merupakan salah satu bahan
sandaran argumentasi bahwa Hawa diciptakan untuk mendampingi Adam, sebagaimana
letak tulang rusuk yang terletak di samping. Selain itu, dapat pula berarti
bahwa Hawa diciptakan untuk menjadi objek kesenangan Adam.
Pandora dan Hawa diciptakan
tidak untuk diri mereka sendiri. Tujuan diciptakannya Pandora dan Hawa bukan
untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk kepuasan ataupun kesenangan pihak
lain. Pandora dan Hawa diciptakan sebagai penyerta.
3.
Sebagai pembawa petaka
Sebelum penciptaan Pandora,
manusia hidup harmonis dengan para Tuhan (Dewa dan Dewi). Setelah Zeus marah
dikarenakan Prometheus memberi api pada manusia, maka keharmonisan akan segera berakhir.
Zeus memerintahkan Hefaestos untuk menciptakan Pandora dari tanah liat. Zeus
mempersiapkan alat untuk dapat membalas perbuatan Prometheus. Tuhan-tuhan yang
lain memberi Pandora kecantikan, pesona, keanggunan, dan kecerdikan yang lebih.
Para Tuhan memberi atau memperlangkapi Pandora dengan segala kelebihan,
keanggunan, dan pesona.
Atas perintah Zeus, Pandora
juga dibekali kendi tertutup (pithos yang berarti semacam kendi
besar, kemudian diterjemahkan ke Bahasa Latin menjadi pyxis yang
berarti "kotak") untuk dibawa ke bumi dan melarangnya untuk membuka
kendi tesebut. Kendi tersebut berisi petaka bagi umat manusia.
Prometheus menolak Pandora,
namun saudaranya, Epimetheus, menerima Pandora sebagai istri. Setelah menikah,
Pandora membuka kendi tersebut (kemudian disebut Kotak Pandora), dan dari dalam
kendi tersebut kemudian berhamburan segala penyakit (petaka) ke seluruh pelosok
bumi, yang mengakibatkan kesengsaraan manusia. Namun, di dalam kendi tersebut
masih tersisa satu isi yang tidak keluar, yakni “harapan” dan harapan ini akan
menolong umat manusia. Pandora dan Kotak Pandora pada mulanya seolah merupakan
hadiah yang terlihat bernilai, namun ternyata merupakan sumber masalah.
Pada kisah Adam dan Hawa,
selama tinggal di Taman Surga (Taman Eden), Tuhan memberi segala kenikmatan
bagi mereka. Namun Tuhan melarang Adam dan Hawa memakan satu macam buah, atau
satu macam pohon. Oleh karena godaan ular (atau iblis?), maka Hawa memakan
buah terlarang tersebut. Demikian juga, Adam memakan buah terlarang tersebut.
Tuhan murka dengan
perbuatan Adam dan Hawa yang telah melanggar larangan untuk memakan buah
terlarang. Tuhan menetapkan sejak saat itu Adam harus bekerja untuk dapat
menuhi kebutuhan hidup. Hal ini berbeda dari keadaan sebelumnya di Taman Surga
ketika Adam dan Hawa tidak perlu bekerja untuk makan dan minum. Setelah memakan
buah terlarang yang merupakan larangan Tuhan, maka Adam dikeluarkan dari Taman
Surga dan dihukum untuk bekerja demi melangsungkan hidupnya.
Hawa adalah pihak yang
mengajak Adam untuk memakan buah terlarang. Hawa sendiri dibujuk oleh ular (serpent).
Hawa yang pada awalnya dianggap pendamping Adam, pada perkembangannya kemudian
menjadi pembujuk Adam untuk melanggar larangan Tuhan. Hawa merupakan pembawa
masalah.
Pandora dan Hawa
diposisikan sebagai pembawa petaka. Kedatangan Pandora dan Hawa mengakibatkan
keadaan enak menjadi tidak enak. Kedatangan Pandora dan Hawa disertai
kedatangan hukuman bagi manusia.
4.
Pelanggaran sebagai asal mula epistemologis
Pelanggaran yang dilakukan
manusia adalah menerima api pemberian Prometheus. Perbuatan ini dianggap
sebagai persengkongkolan antara manusia dengan Prometheus. Namun berkat
kepemilikan api tersebut, manusia memiliki pengetahuan. Api yang dibawa oleh
Prometheus merupakan simbol dari pengetahuan. Manusia menerima api yang dibawa
Prometheus. Manusia belajar tentang kegunaan api dari Prometheus. Manusia
menjadi memiliki pengetahuan.
Namun sebagai akibat dari
dimilikinya pengetahuan oleh manusia, maka manusia dihukum untuk hidup dengan
bekerja keras. Zeus menghukum manusia (laki-laki), yakni harus bekerja keras
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebelum peristiwa diberikannya api oleh
Prometheus kepada manusia, atau ketika manusia belum memiliki pengetahuan,
manusia masih hidup tenang, bebas dari kejahatan, kerja keras, dan penyakit
ganas.
Perubahan keadaan pada Adam
dan Hawa adalah ketika mereka memakan buah terlarang. Setelah memakan buah
terlarang, Adam dan Hawa memiliki pengetahuan. Kepemilikan pengetahuan tersebut
disimbolkan melalui perbuatan Adam dan Hawa yang berpakaian. Mereka memiliki
pengetahuan tentang baik dan buruk ketika tidak berpakaian dan berpakaian.
Buah terlarang merupakan
simbol dari pengetahuan. Setelah Adam dan Hawa makan buah terlarang, mereka
kemudian memiliki pengetahuan, namun kemudian dihukum oleh Tuhan, yakni diusir
keluar dari Taman Surga dan diharuskan bekerja untuk melangsungkan kehidupan.
Tuhan menghilangkan segala kenikmatan Taman Surga yang sebelumnya dimiliki Adam
dan Hawa.
Pelanggaran yang dilakukan
oleh Adam dan Hawa telah membuat mereka berdua memiliki pengetahuan, meski
berdampak pada jatuhnya hukuman dari Tuhan. Mereka disebut “jatuh”, namun pada
saat yang bersamaan juga dapat dikatakan “naik”. Mereka “naik” karena berada pada
taraf memiliki pengetahuan. Manusia bergerak dari keadaan alam ke keadaan
kebudayaan. Manusia yang semula “tidak tahu” kemudian menjadi “tahu”.
Api yang diberikan
Prometheus kepada manusia, dan buah terlarang yang dimakan Adam dan Hawa
merupakan pengetahuan. Manusia untuk pertama kalinya memiliki pengetahuan,
namun pada saat yang bersamaan mereka harus meninggalkan kenikmatan hidup yang
telah dijalani sebelum datangnya pengetahuan tersebut. Kehidupan tenang dan
Taman Surga harus ditinggalkan oleh manusia ketika mereka berhasil memiliki
pengetahuan.
Penutup
Cerita Pandora dan Hawa
diawali tidak di dalam fungsi prokreasi atau tidak di dalam rangka membuat
keturunan. Pandora dan Hawa diposisikan sebagai pihak yang menyertai manusia
laki-laki pertama, namun sekaligus sebagai pihak pembawa petaka.
Cerita Pandora dan Hawa
merupakan produk intelektual dari suatu masyarakat di jaman dan tempat tertentu
dengan cara hidup tertentu. Perspektif patriarki yang ada di dalam jalan cerita
Pandora dan Hawa merupakan refleksi keadaan masyarakat di mana kedua narasi
tersebut muncul. Cerita Pandora dan Hawa juga memuat cerita tentang asal mula
pengetahuan yang dimiliki manusia, serta konsekwensi-konsekwensi yang diterima
manusia setelah mereka memiliki pengetahuan.***
Catatan:
[1] Menurut
kepercayaan orang-orang Yunani Kuno, sebelum kedatangan Pandora, manusia berupa
asexual, yakni tidak terbedakan secara sex, meski istilah “pria/male” dipakai.
[2] Cerita autokhton berkisah
tentang asal-usul bangsa Yunani. Suatu ketika, Athena (Dewi/ Tuhan wanita)
meminta pada Hefaestos (Tuhan tukang) untuk membuat senjata. Hefaestos
menyetujui karena ia suka pada Athena. Ketika Athena berkunjung ke tempat kerja
Hefaestos, Athena dirayu oleh Hefaestos. Athena menolak. Air mani Hefaestos
jatuh ke bumi, ke tanah. Tanah di bumi yang terkena tetesan air mani Hefaestos
kemudian berubah menjadi anak laki-laki yang bernama Erikhthonios, dan
Erikhtonios ini dipercaya sebagai leluhur bangsa Yunani Kuno.
[3] Masyarakat Israel dengan keyakinan
Ibrahimik berpandangan monoteis sehingga tuhan monoteis melakukan sendiri semua
kekuasaan. Meski demikian, terdapat malaikat-malaikat yang membantu tuhan,
misalnya untuk urusan penyampaian wahyu kepada manusia, atau untuk mencabut
nyawa manusia.
[4] Beberapa
penelitian menyatakan bahwa telah terjadi proses peminjaman mitos-mitos milik
bangsa Sumeria oleh bangsa Israel pada jaman dahulu, termasuk tentang persoalan
penterjamahan kisah Hawa sebagai diciptakan dari tulang rusuk Adam.
[5] Prometheus
merupakan Titan yang dianggap sebagai pejuang untuk umat manusia. Prometheus
mengajari manusia tentang kegunaan api, juga mengajari tentang astronomi,
kesehatan, navigasi, pengerjaan logam, arsitektur, dan penulisan.
[6] Zeus
menyembunyikan cara membuat api setelah ditipu oleh Prometheus ketika disuruh
memilih bingkisan tulang sapi. Prometheus kemudian mencuri api yang
disembunyikan tersebut, dan diberikan pada manusia.